Berjalan lebih dari setahun, drama kasus Bibit-Chandra akhirnya Senin (25/10) menuju titik akhir. Kejaksaan memilih opsi pengesampingan (deponering) perkara ini. Dengan diambilnya keputusan deponeering ini, dua pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, kini secara legal nasibnya terkatung-katung,

Seluruh keperkasaan dan kewibawaan hukum Republik Indonesia mulai hari ini harus memaklumatkan kepada dunia bahwa hukum telah mati. Mati karena dipaksa bersujud dan menyembah kepada superman mahaperkasa bernama Gayus Tambunan.

Jakarta - Kantor pengacara Andan Buyung Nasution & Partners menyatakan tidak akan menangani upaya banding Gayus Halomoan Tambunan. Banding atas putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Rabu 19 Januari 2011 ini hanya akan ditangani oleh Gayus sendiri, keluarga, dan dosennya.

Dalam keterangan tertulis, Senin 24 Januari 2011, Andan Buyung mengatakan hanya akan menangani kasus Gayus sesuai dengan komitmen awal, yaitu membongkar praktek mafia hukum dan perpajakan. "Baik yang menyangkut uang Rp28 miliar, Rp74 miliar, maupun 'Big Fish' lainnya," katanya.

Andan Buyung juga mengatakan, Gayus siap diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi maupun Panitia Kerja Dewan Perwakilan Rakyat demi mempercepat proses pembongkaran mafia hukum dan mafia pajak ini.

Pengacara senior ini juga mengaku kecewa atas beredarnya berita bahwa pekan depan kepolisian akan menyerahkan berkas perkara Gayus terkait uang Rp18 miliar sebagai perkara gratifikasi. Menurut Buyung, hal itu menunjukkan ketidaksungguhan Polri membongkar keseluruhan mafia hukum dan pajak.

Pasal gratifikasi yang dituduhkan ini, menurut dia, lebih melindungi pihak tertentu yang menjadi sumber dana. "Gratifikasi ini tidak bisa menjerat siapa pemberi dana, melainkan hanya si penerima, yaitu Gayus Tambunan." (umi) (VIVAnews)

Home

Nasional

Daerah

Sport

LifeStyle

Opini

Advetorial

SuratPembaca

Redaksi